Sabtu, 20 Oktober 2012

Novi Amalia


Psikologi: Depresi Novi Amalia

Novi Amilia, model yang mobilnya menabrak tujuh orang di Jakarta, beberapa waktu lalu, sempat menimbulkan kehebohan. Sang model ditemukan menyetir dalam kondisi hanya mengenakan pakaian dalam.

Dalam kesimpulan sementara pihak kepolisian, si model baru saja mengonsumsi narkoba. Diduga si model mengalami depresi dan mengalami halusinasi.
Novi tidak sendiri. Betapa banyak orang mengalami depresi dari tingkat rendah sampai parah. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu mengeluarkan rilis lebih dari 350 juta warga dunia mengalami gangguan mental.
Sayangnya, masyarakat belum memahami gangguan mental ini. Yang terjadi adalah stigmatisasi terhadap penderita gangguan mental. Hal ini malah menjauhkan penderita dari penanganan atau pengobatan yang ideal.
Kata depresi sering kita dengar namun belum semua orang tahu apa itu depresi. Menurut dr Setyowati Raharjo SpKJ MKes, psikiater di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Solo,  depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang.
Ketika seseorang mengalami depresi, lanjutnya, akan muncul perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan.
“Bahkan seseorang yang terkena depresi terkadang muncul ide-ide untuk bunuh diri,” terang Setyowati kepada Espos, di RSJD Solo, Senin (15/10).
Tidak Hanya Lansia
Mengutip makalah dr Budi Muljanto SpKJ dari RSJD Solo dalam seminar memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia di RSJD Solo, Sabtu (6/10), depresi sering dikaitkan dengan orang lanjut usia (lansia). Hal ini, sambung Budi, tak lepas dari menurunnya berbagai fungsi organ tubuhnya. Depresi pada lansia lebih pada perasaan sedih dan tidak nyaman berupa keluhan fisik, sulit tidur dan gangguan selera makan.
“Kemudian merasa apatis dan sulit konsentrasi, merasa tergantung pada orang lain, terkadang mengisolasi diri dan diliputi rasa cemas serta bingung,” papar Budi dalam makalahnya yang didapat Espos dari RSJD.
Setyowati melanjutkan karena sudah menjadi masalah global, depresi tidak hanya melanda orang lansia. Anak muda juga bisa mengalaminya. “Sebenarnya ada tiga faktor penyebab depresi yakni biologi, psikologi dan sosial,” terangnya.
Generasi muda yang mengalami tekanan psikologi dan sosial juga bisa terkena depresi. Misalnya pelajar yang merasa tertekan dalam sekolah bisa depresi. Lalu, persaingan di dunia kerja juga bisa jadi penyebab munculnya depresi. Bahkan, bunuh diri yang beritanya sering menghiasi media massa, kadang dipicu oleh kemiskinan hingga sakit yang tak kunjung sembuh. “Pengaruh lingkungan sosial yang begitu keras, membuat seseorang mudah terkena depresi,” papar Setyowati.
Lalu, bagaimana menghadapi masalah yang memicu depresi tersebut? Tak usah takut, kita bisa menghindari depresi kok. Menurut Muchsin Doewes, guru besar Fakultas Kedokteran UNS, olahraga bisa jadi menjadi salah satu upaya pencegahan depresi. “Karena dengan berolahraga akan menjaga kebugaran jasmani sehingga kemampuan untuk melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami rasa kepayahan berlebihan,” terang Muchsin sebagaimana dikutip Espos dari makalah seminar yang sama.
Dengan kebugaran yang terjaga, tambahnya, orang lansia bisa menjadi TOPP. Apa itu? TOPP adalah tua, optimis, prima dan produktif.
Selain berolahraga, imbuh Setyowati, pencegahan depresi adalah dengan menciptakan kondisi lingkungan yang ramah. “Terutama kondisi di rumah, dibuat senyaman mungkin. Demikian pula di sekolah, suasana belajar-mengajar juga diharapkan tidak ada tekanan yang bisa memicu munculnya depresi pada siswa,” terangnya.
Kalaupun ada anggota keluarga yang mengalami depresi ringan maka bisa dilakukan psikoterapi yang terprogram dengan melakukan beberapa kali pertemuan bersama psikiater.
“Jangan malu ke rumah sakit jiwa. Memang ada stigma masyarakat kalau periksa ke RS Jiwa itu gila atau edan, pola pikir seperti ini yang harus diubah di masyarakat,”  ujarnya.
Mengenai stigma ini, WHO dalam rilisnya, Selasa (9/10), menyatakan memerangi stigma terhadap penderita gangguan mental.  “Inilah sebabnya mengapa WHO mendukung negara-negara dalam memerangi stigma sebagai kegiatan kunci untuk meningkatkan akses terhadap pengobatan,” ujar Direktur Departemen Kesehatan Mental dan Penyalahgunaan Zat WHO, Shekhar Saxena, dalam  laman WHO.


Faktor Penyebab Depresi
Apa sebenarnya faktor penyebab seseorang bisa terkena depresi. Menurut Kepala Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Solo, dr Setyowati Raharjo SpKJ MKes, ada tiga faktor.
Faktor biologi. Misalnya pengaruh obat-obatan yang diminum dalam jangka waktu lama. Bisa juga riwayat dari keluarganya yang mengalami gangguan jiwa.
Kemudian faktor psikologi dan sosial. Orang yang mengalami persaingan hidup seperti sekarang ini menjalani hidup penuh ketegangan. Kondisi ini sering mendului terjadinya gangguan mood atau depresi.
“Orang yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik dan sosial yang khas. Tinggi rendahnya gejala bervariasi pada individu dan juga bervariasi dari waktu ke waktu,” ujar Setyowati kepada Espos, di RSJD Solo, Senin (15/10).
Seseorang yang mengalami depresi, sambungnya, gejalanya terus-menerus merasa sedih, cemas atau suasana hati yang kosong. Lalu muncul perasaan putus asa dan pesimistis, merasa bersalah, tidak berdaya dan merasa tidak berharga.
Kemudian kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan kegiatan yang pernah dinikmatinya. Yang bersangkutan, imbuhnya, juga mengalami penurunan energi serta mudah kelelahan, sulit berkonsentrasi, sulit mengingat sesuatu dan sulit membuat keputusan.
Tidak hanya itu, lanjut Setyowati, penderita akan mengalami gejala insomnia, pagi hari terbangun atau tidur berlebihan, nafsu makan berkurang atau justru bertambah secara berlebihan. Sehingga, terjadi penurunan berat badan atau malah bertambah berat badan secara drastis.
“Yang membahayakan, seseorang yang mengalami depresi sering gelisah dan mudah tersinggung sehingga kemudian selalu berpikir kematian atau bunuh diri hingga percobaan bunuh diri,” paparnya

Link  Video Novi Amelia :
Link Foto   Novi Amelia :

Selasa, 16 Oktober 2012

trend busana muslim


Trend Busana Muslim Pria dan Wanita Terbaru 2012 

sudah kita ketahui memang setiap musim atau tahun trend busan muslim pria atau busana wanita pasti akan selalu berubah, Bagi anda yang selalu mengikuti model fashion terbaru pasti tidak mau akan ketinggalan tentang info ini














Sabtu, 13 Oktober 2012

Motivasi Sukses



4 Kiat Untuk Tetap Termotivasi

Menjadi sukses adalah impian semua orang. Tentunya untuk itu diperlukan motivasi yang kuat untuk mengatasi tantangan untuk mencapai apa yang Anda inginkan. Motivasi ini harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri. Anda bisa saja membaca ratusan buku atau pergi ke puluhan seminar untuk memperoleh suntikan motivasi, namun hal yang sering terjadi adalah kenaikan emosi sesaat untuk berubah. Barangkali ini bertahan satu atau dua minggu dan setelah itu Anda merasa semuanya kembali menjadi biasa-biasa saja seperti kondisi yang lama. Pernahkah merasa begitu?
“Motivasi adalah pohon yang Anda siram dengan kedisiplinan diri”
Bagaimana caranya supaya Anda tetap termotivasi untuk bekerja mencapai tujuan yang diinginkan? Intinya motivasi adalah seni berkomunikasi dengan diri sendiri. Komunikasi ini melibatkan perasaan yang Anda rasakan melalui emosi yang muncul. 
Komunikasi juga merupakan inti dari percakapan coaching dimana seorang coach perlu mampu mendengarkan, bertanya, dan menggali informasi dari kliennya dengan tujuan agar ide-ide baru muncul yang berguna bagi kemajuan si klien tersebut,

Lantas apa bedanya antara perasaan dan emosi?
Contohnya begini, jika Anda merasa bersalah maka emosi yang muncul bisa ketakutan dihakimi, ingin melarikan diri, dsb. Jika Anda merasa bahagia, emosinya bisa berupa keceriaan, kegembiraan, keinginan berbagi, dsb. Emosi timbul sebagai akibat dari perasaan yang terjadi didalam diri.
Jadi sebetulnya mudah untuk hidup termotivasi. Kuncinya adalah rasakan hal-hal yang membahagiakan dan bayangkan kesuksesan yang akan Anda raih. Saya jamin Anda akan termotivasi untuk bekerja.
Selain itu ada beberapa tips yang ingin saya berikan agar Anda bisa termotivasi kapanpun dan dimanapun:
1. Selalu konsisten
Kemudahan timbul dari kebiasaan. Motivasi pun sama. Ia memerlukan kedisiplinan sehingga Anda terbiasa hidup dengan motivasi. Ada ungkapan bagus yang mengatakan, “Sesuatu yang Anda ulangi tiap hari selama 21 hari akan menjadi kebiasaan”. Saya anjurkan Anda untuk mempraktekkannya. Mulai dengan hal yang sederhana seperti tersenyum dihadapan cermin, mengatakan “Yes” sebelum bekerja, dan banyak lagi.
2. Bertanggung jawab
Anda perlu seseorang yang bersedia mengingatkan Anda untuk tetap berada di tujuan. Ia bertugas memberikan dukungan dan menjadi mitra bertukar pikiran bagi ide dan gagasan yang Anda punya. Dari sini Anda akan merasa bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik baginya. Proses mencapai tujuan menjadi lebih mudah dengan hadirnya seseorang yang menjadi cermin diri Anda.
3. Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang bervisi sama
Kalau Anda mau menurunkan berat badan, pastikan Anda bersama teman-teman yang mempunyai tujuan sama. Kalau Anda ingin membangun bisnis, bertemanlah dengan orang-orang yang sudah berkecimpung di dunia bisnis atau mereka yang mau memulai bisnis. Anda bisa memperoleh energi dan motivasi dari mereka. Akan sangat mudah untuk termotivasi ketika Anda memperoleh support. Apa yang Anda rasakan sebagai rintangan ketika bekerja sendiri bisa teratasi dengan bantuan dan dukungan teman-teman yang bervisi sama.
4. Fokus pada proses, bukan tujuan
Ini yang sangat penting. Seringkali Anda turun mental ketika dihadapkan pada kesulitan mencapai tujuan. Fokuslah pada proses. Setiap proses memerlukan waktu. Entah cepat, entah lambat. Tujuan Anda sudah jelas, namun perjalanan menuju kesana bisa berliku dan naik turun. Dengan fokus pada proses Anda terhindar dari beban mental karena sekarang Anda memegang kendali atas proses itu sendiri, bukan dikendalikan oleh target untuk mencapai tujuan.
Sekarang Anda lebih tahu bahwa motivasi merupakan kunci untuk meraih sukses. Yang Anda perlukan sekarang adalah kemauan kuat untuk menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Seperti apa kata pepatah “Ada kemauan ada jalan”. Selamat mengerjakan dan jangan lupa hargai diri Anda disetiap momen keberhasilan sekecil apapun itu.