Urgensi Mengkaji Sirah Nabawiyah
Sirah Nabawiyah merupakan seri
perjalanan hidup seorang manusia pilihan yang menjadi parameter hakiki dalam
membangun potensi umat. Sehingga, mempelajarinya bukan sekadar untuk mengetahui
peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa itu. Melainkan, mengkajinya untuk
menarik pelajaran dan menemukan rumusan kesuksesan generasi masa lalu untuk
diulang di kehidupan kiwari.
Melalui pemahaman sirah nabawiyah
yang tepat, setiap muslim akan mendapatkan gambaran yang utuh dan paripurna
tentang hakikat Islam dan terbangun semangatnya untuk merealisasikan
nilai-nilai yang didapat dalam kehidupannya saat ini. Apalagi sasaran utama
dari kajian sirah adalah mengembalikan semangat juang untuk merebut kembali
kejayaan yang pernah dimiliki umat Islam. Secara umum kepentingan kita mengkaji
sirah nabawiyah, adalah:
Memahami pribadi Rasulullah saw.
sebagai utusan Allah (fahmu syakhshiyah ar-rasul)
Dengan mengkaji sirah kita dapat memahami celah kehidupan Rasulullah saw. sebagai individu maupun sebagai utusan Allah swt. Sehingga, kita tidak keliru mengenal pribadinya sebagaimana kaum orientalis memandang pribadi Nabi Muhammad saw. sebagai pribadi manusia biasa.
Dengan mengkaji sirah kita dapat memahami celah kehidupan Rasulullah saw. sebagai individu maupun sebagai utusan Allah swt. Sehingga, kita tidak keliru mengenal pribadinya sebagaimana kaum orientalis memandang pribadi Nabi Muhammad saw. sebagai pribadi manusia biasa.
“Hai nabi, sesungguhnya kami
mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan,
Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya
yang menerangi. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin bahwa
Sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah.” (Al-Ahzab: 45-47).
Mengetahui contoh teladan terbaik
dalam menjalani kehidupan ini (ma’rifatush shurati lil mutsulil a’la)
Contoh teladan merupakan sesuatu yang penting dalam hidup ini sebagai patokan atau model ideal. Model hidup tersebut akan mudah kita dapati dalam kajian sirah nabawiyah yang menguraikan kepribadian Rasulullah saw. yang penuh pesona dalam semua sisi.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab: 21).
Contoh teladan merupakan sesuatu yang penting dalam hidup ini sebagai patokan atau model ideal. Model hidup tersebut akan mudah kita dapati dalam kajian sirah nabawiyah yang menguraikan kepribadian Rasulullah saw. yang penuh pesona dalam semua sisi.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab: 21).
Dapat memahami turunnya ayat-ayat
Allah swt. (al-fahmu ‘an-nuzuli aayatillah)
Mengkaji sirah dapat membantu kita
untuk memahami kronologis ayat-ayat yang diturunkan Allah swt. Karena, banyak
ayat baru dapat kita mengerti maksudnya setelah mengetahui peristiwa-peristiwa
yang pernah dialami Rasulullah saw. atau sikap Rasulullah atas sebuah kejadian.
Melalui kajian sirah nabawiyah itu kita dapat menyelami maksud dan suasana saat
diturunkan suatu ayat.
Memahami metodologi dakwah dan
tarbiyah (fahmu uslubid da’wah wat-tarbiyah)
Kajian sirah juga dapat memperkaya
pemahaman dan pengetahuan tentang metodologi pembinaan dan dakwah yang sangat
berguna bagi para dai. Rasulullah saw. dalam hidupnya telah berhasil
mengarahkan manusia memperoleh kejayaan dengan metode yang beragam yang dapat
dipakai dalam rumusan dakwah dan tarbiyah.
Mengetahui peradaban umat Islam masa
lalu (ma’rifatul hadharatil islamiyatil madliyah)
Sirah nabawiyah juga dapat menambah
khazanah tsaqafah Islamiyah tentang peradaban masa lalu kaum muslimin dalam
berbagai aspek. Sebagai gambaran konkret dari sejumlah prinsip dasar Islam yang
pernah dialami generasi masa lalu.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Ali Imran: 110).
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Ali Imran: 110).
Menambah keimanan dan komitmen pada
ajaran Islam (tazwidul iman wal intima’i lil islam)
Sebagai salah satu ilmu Islam,
diharapkan kajian sirah ini dapat menambah kualitas iman. Dengan mempelajari
secara intens perjalanan hidup Rasulullah, diharapkan keyakinan dan komitmen
akan nilai-nilai islam orang-orang yang mempelajarinya semakin kuat. Bahkan,
mereka mau mengikuti jejak dakwah Rasulullah saw.
Yang paling penting dalam memahami
sirah nabawiyah adalah upaya untuk merebut kembali model kepemimpinan umat yang
hilang. Kepemimpinan yang dapat memberdayakan umat dan untuk kemajuan mereka.
Nabi Musa a.s. membangkitkan kaumnya atas kelesuan berbuat bagi kemajuan bangsa
dan negerinya. Sehingga beliau mengingatkan kaumnya atas anugerah nikmat yang diberikan
Allah swt. pada mereka tentang tiga model kepemimpinan umat yang pernah ada
pada sejarah mereka.
Dan (Ingatlah) ketika Musa Berkata
kepada kaumnya: “Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika dia mengangkat
nabi-nabi di antaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan
diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun
di antara umat-umat yang lain.” (Al-Maa-idah:
20).
Jadi, nilai utama yang hendak
dibangun kembali dengan kajian sirah nabawiyah adalah semangat berbuat untuk
kemajuan bangsa dan umat meraih harga dirinya di hadapan umat-umat yang lain.
Lebih dari itu, juga untuk mengembalikan hak kepemimpinan kepada umat Islam,
umat nabi pilihan.
Tiga Model Kepemimpinan
Model kepemimpinan umat sangat
berpengaruh terhadap kemajuan dan kemunduran sebuah bangsa. Karenanya Islam
mengajak umatnya untuk memilikinya kembali agar anugerah nikmat dari Allah swt.
dapat berfungsi lagi dan bertambah. Anugerah nikmat tersebut adalah model
kepemimpinan umat. Kepemimpinan yang mesti dimiliki umat agar mereka
mendapatkan hidup yang lebih baik, adil, sejahtera, dan sentosa. Model
kepemimpinan itu ialah:
Kepemimpinan spiritual (zi’amah
diiniyah)
Kepemimpinan moral spiritual yang
akan memberikan contoh pada umat tentang apa yang perlu diperbuat dan dilakukan
pada kehidupan bermasyarakat. Sehingga masyarakat tidak terjerumus pada jurang
kehancuran moral yang akan membawa kesengsaraan kehidupan bangsa. Kepemimpinan
ini menjadi patokan dalam masyarakat yang dicontohkan langsung oleh pimpinan
masyarakat untuk menjadi panutan dalam akhlak, ibadah, kesantunan,
kedermawanan, perilaku keluhuran, dan lainnya. Kemudian menyerukan pada
masyarakat dengan penuh kesabaran agar dapat mengikuti jejak dan langkah
perbuatannya. Serta memberikan kesadaran akan pentingnya moral bagi kehidupan
berbangsa. Dengan begitu masyarakat tidak lagi mencontoh perilaku
kepribadiannya kepada figur-figur yang keliru.
Kepemimpinan politik (zi’amah
siyasiyah)
Kepemimpinan politik yang mengatur
birokrasi dan administrasi masyarakat dengan mengedepankan pelayanan dan
pengabdian. Bukan sebagai pemeras rakyat dan penyengsara umat. Hal ini akan
terjadi bila kepemimpinan struktural dipimpin oleh orang-orang shalih yang
punya kredibilitas. Kredibilitas mereka diakui untuk memimpin umat lantaran
kemampuannya menjalankan fungsi kepemimpinan dengan benar.
Kepemimpinan intelektual (zi’amah
ilmiyah)
Kepemimpinan intelektual dapat
mencerdaskan kehidupan umat. Kepemimpinan ini dapat diraih bila semangat
intelektual kembali menggeliat. Sehingga, menciptakan kecerdasan umat secara
massal. Seluruh elemen masyarakat dapat memahami perkembangan zaman serta dapat
mengerti alur kehidupan. Dengan itu tidak ada lagi unsur masyarakat yang
menjadi obyek penderita dan terus dibodohi atas kebijakan dan sikap orang lain.
Dari sana umat ini akan menjadi sokoguru dunia dalam ilmu pengetahuan. Setiap
hari selalu muncul hal-hal baru. Setiap waktu ada penemuan baru
“Bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Al-Baqarah: 282).
Oleh karena itu, kajian sirah harus
menghantarkan orang-orang yang mempelajarinya kepada bangkitnya semangat juang
untuk merebut kembali model kepemimpinan umat. Sehingga, umat dapat merasakan
kenikmatan dalam hidup yang penuh anugerah. Kehidupan mereka tidak terzhalimi
sedikit pun. Bahkan mereka dapat dengan jelas melihat harapan dan obsesinya ke
depan. Wallahu ‘alam bishshawaab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar